Batu Lempar Jumrah Apakah Harus Dari Muzdalifah?
By Admin
nusakini.com--Musim haji tahun ini diperkirakan diikuti sekitar 3 juta jemaah. Salah satu kewajiban mereka saat berhaji adalah melempar batu di jamarat. Jumlah batu yang harus dilempar adalah 49 buah bagi yang Nafar Awal dan 70 buah bagi yang Nafar Tsani. Lantas, apakah batu tersebut harus diambil dari Muzdalifah?
Berikut keterangan Naib Amirul Hajj sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dr. Abdul Mu’thi kepada Media Center Haji, di Makkah, Minggu (03/09).
Ada dua pendapat terkait batu yang digunakan untuk lontar jumrah. Pendapat pertama mengatakan, batu harus diambil dari Muzdalifah. Pendapat kedua, batu boleh diambil juga dari wiilayah masya’ir. Wilayah masya’ir adalah wilayah Arafah, Mina, termasuk tanah haram Makkah.
Rasulullah memang mengambil batu di Muzdalifah. Sewaktu melakukan perjalanan dari Arafah ke Mina, Rasul mabit di Muzdalifah. Setelah Subuh, Rasul bergerak ke Mina untuk melontar jumrah. Ya, memang afdhalnya seperti itu.
Tapi saat ini, untuk mengambil batu di Muzdalifah, tidak memungkinkan. Jangankan untuk mengambil batu, bus berhenti, sudah di suruh jalan. Hal ini dikarenakan jutaan jemaah bergerak secara bersamaan menuju Muzdalifah. Sehingga, yang memungkinkan mengambil batu, adalah jemaah berjalan kaki, kemudian mengambil batu dari situ.
Nah, jemaah yang belum mengambil batu dari Muzdalifah, boleh menyiapkan batu dari wilayah Masya’ir. Yang tidak boleh adalah membawa batu dari Tanah Air.(p/ab)